Luwuk Night Life

PhotobucketMalam minggu lalu, 2 hari sebelum Iedul Adha, seorang teman sms, "nanti malam ada acara dugem di gedung XX, kita hunting foto yuk".
Tawaran yang sangat menarik. Secara, sudah hampir 8 bulan saya tinggal di kota Luwuk ini, belum pernah sekalipun mengunjungi tempat remang-remang dengan musik hingar-bingar yang bikin kotoran kuping rontok. Acara malam saya di Luwuk biasanya hanya diisi dengan berselancar di internet gratisan yang disediakan kantor, nonton DVD series, atau sekedar nongkrong di Lalong bersama beberapa teman.

Jam 11 malem, kami berdua meluncur ke tempat acara yang dsponsori oleh satu merek rokok ternama (sori, engga saya sebutin ah, ntar disangka ngiklan, hehehe). Bayar cover charge seharga 20rb dengan bonus sebungkus rokok, kami pun masuk ke tempat acara. Lho, kok sepi yah? Dari 8 meja yang disusun menghadap panggung, hanya 1 meja yang terisi. Ternyata kami kepagian. Sejam kemudian, pengunjung sudah mulai memenuhi gedung lapangan bulu tangkis yang disulap jadi tempat dugem dadakan ini.

Mulai panas nih. Berbotol-botol minuman keras tampak di setiap meja. Kolaborasi DJ impor dari Gorontalo dengan seorang gitaris cukup membuat banyak pengunjung menyerbu ke depan panggung dan mulai jingkrak-jingkrak. hehehe.. ga sadar saya juga ikutan.

Lighting ruangan yang remang-remang cukup menyulitkan saya mengambil gambar. Untung lensa sakti 50mm f/1.8 cukup mumpuni menangkap gambar. Setelah beberapa kali berpindah tempat, akhirnya saya melihat angle paling bagus bisa saya dapat dari sudut panggung. DJ dan pengunjung yang mulai lepas kendali bisa saya lihat dari situ.

Dan benar saja, dari situ, saya bisa melihat beberapa remaja (asli, ini mah remaja banget, paling masih SMP atau SMA), 2 laki-laki dan seorang perempuan, asyik bergoyang di atas meja. Sang cewek diapit 2 cowok. Dan, saya lihat mereka dengan bebas berpelukan, bahkan beberapa kali berciuman.

Ampun, saya yang motret jadi jengah sendiri. Ga cuma itu, di tengah lapangan, banyak cewek-cowok bergoyang mengikuti dentuman musik ajib-ajib, dengan gaya yang tidak kalah hot.

Setelah mengambil beberapa foto lagi, saya yang sudah mengantuk meninggalkan tempat acara yang semakin hingar-bingar, padahal semakin banyak pengunjung yang asik bergoyang dengan pasangannya masing-masing (atau pasangan orang lain, hehehe). entahlah.

Di jalan, saya termenung, ternyata di kota kecil ini pun, hedonisme ala kota besar sudah meracuni anak-anak mudanya. Luwuk, kota kecil di ujung Timur propinsi Sulawesi Tengah yang dari pertama saya kagumi karena aura religius yang sangat kental, ternyata menyimpan sisi lain yang gelap.

Ah, mungkin saya saja yang terlalu naif dan terlalu idealis....


Djoerig Tjai Toekang Ngojay..

9 komentar:

Anonim mengatakan...

weeiiiii gemar ke diskotik juga yah asyyiikkkk!!!!

Insan mengatakan...

kadang-kadang sih.. kamu juga yah?

Anonim mengatakan...

yah sihhhh tapi sudah lama ninggalin zaman ini... sudah enggak bisa menghidup asap rokok lagi.... bisa kambuh migrane saya... hehehe sudah tua kali.....

Insan mengatakan...

sama, saya juga ga suka asap rokok. dimana diskotik yang bebas asap rokok??

Anonim mengatakan...

ntar kalo dapet sms yang kaya gitu..dan ngajak kecara seperti itu..trus kamunya juga masih diem melulu..cuma pusing cari angle untuk ngejepret doang...jangan ragu deh..segera hubungi aku..swear !!! hampi 4 tahun tugas disini gak pernah dapet yang kaya' gitu tuh...ajak-ajak ya..

Insan mengatakan...

di luwuk juga bos?

hunting bareng yuk...

Anonim mengatakan...

he he he he he......
bwanyak koq yang beginian...
dunia memang sudah rusak....
seperti sampah...
....
Tapi bagus sech,,,,
kadang-kadang saya suka ikutan....
kecuali kalau ggak sempat tahu,,,,
seperti yang kau ceritakan ini...

......

Anonim mengatakan...

Memang Luwuk begitu kawan...seperti kedondong ehh..kepompong maksudku

Anonim mengatakan...

Bos diskotik dmn ya ?